Ahad (31/3/13) sebagai sebuah hari spesial di penghujung bulan maret, pengurus Insani disibukkan dengan agenda Lokakarya Insani 2013. Agenda tersebut diawali dengan persiapan tempat, bersih-bersih Masjid FSM Undip yang merupakan tempat pertama berlangsungnya lokakarya, oleh para pengurus Insani mulai pukul 6.00 WIB. Kepanitiaan lokakarya ini berlangsung pada tanggal yang sepesial dan cantik sekali, direncanakan secara matang oleh para panitia dibawah komando dari akh Evan (staf HRD Insani).
Pembukaan acara secara resmi berlangsung pada pukul 8.20 WIB oleh Akh Aul (Staf HRD Insani)selaku MC/Pembawa acara. Acara yang InsyaAllah beroleh rahmatAllah ini, dibuka dengan bacaan tilawah Al-Qur’an oleh Akh Dimas (staf Syi’ar). Suasana sekitar masjid yang teduh, cahaya matahari yang cerah dan angin sepoi juga tururt menambah semangat para pengurus Rohis yang hadir untuk khusyuk mendengarkan lantunan Ayat Suci Al-Qur’an yang berkumandang. Selesai tilawah, acara berlanjut dengan sambutan oleh Akh Evan kemudian berganti dengan Akh Lukas (mas’ul Insani Undip). sambutan yang disampaikan hampis sama, yakni mengenai tujuan utama diadakannya lokakarya pada hari itu. Turut hadir pula para Mas’ul Rohis Fakultas beserta jajarannya yang jumlah keseluruhan sekitar 150 peserta.
“Tujuan lokakarya ini, untuk mensinkronkan tujuan Insani dan LDK” tutur Akh Evan. Kemudian pada sambutan yang ke-2 dari Mas’ul Insani sendiri, beliau menjelaskan bahwa diadakannya lokakarya pada Ahad 31/3/13 ini, bertujuan untuk mengharmoniskan Proker dari semua jajaran Rohis Fakultas, dalam melaksanakan gerakan dakwah Kampus/ antar Fakultas. Insani sendiri hendak menyamakan visi/misi dan menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada dengan cara mengharmoniskannya, supaya tujuan dakwah dapat cepat terwujud/ tercapai.

Perlu adanya klaster/pembagian tugas. Melalui Pak Rudi Pribadi, PR 3 Undip berpesan supaya unit kegiatan Universitas ada link dengan Fakultas untuk menyamakan misi. Maka melalui lokakarya inilah harapan itu dapat terwujud dalam sebuah link/ ikatan/ ukhuwah yang kuat. Rohis Universitas dapat menjembatani/ penghubung untuk masing-masing Rohis Fakultas guna mencapai tujuan dakwah. Belia, Pak Rudi juga menambahkan bahwa banyak sekali UPK yang ada di lingkup Universitas, sehingga perlu adanya evaluasi. Lokakarya sendiri merupakan bentuk kecil dari perwujudan evaluasi tersebut, yang memang harus ada.
Setiap UKM, termasuk juga Rohis perlu adanya pembinaan karakter. Mahasiswa Undip selain harus memiliki soft skill yang baik, juga sudah sepantasnya memiliki hardskill yang baik juga. Terbukti pada kehidupan bermasyarakat di luar sana, ternyata 80% penyebab keberhasilan dan kesuksesan merupakan hasil dari kecerdasan dalam mengolah karakter. Keberadaan Rohis sendiri, baik dalam lingkup Universitas atau pun Fakultas yang notabene sebagai lembaga dakwah juga besar peranannya dalam mewujudkan terciptanya pribadi yang berkarakter baik. Yaitu melalui program kerja dan sistem kerja organisasi yang jelas, berkesinambungan dan terencana.

Berbicara masalah Dakwah, tidak bisa terlepas dari lingkungan masjid. Selama ini, kelemahan Lembaga Dakwah Kampus Undip secara khusus, dikarenakan masalah internalnya sendiri. Anak Rohis dianggap belum mampu mengambil kepercayaan dari warga kampus. Masih kurang nampak di tengah-tengah kesibukan aktifitas Kampus, Sehingga pandangan masyarakat kampus terhadap lembaga dakwah, masih terlihat aneh bagi sebagian dari mereka. Sebagian LDK kurang tanggap terhadap permaslahan yang menjadi isu-isu masyarakat kampus, secara umum dikarenakan masalah tersebut tidak diatur dalam syari’at Islam. Namun walaupun demikian, masih banyak solusi yang dapat dilakukan LDK untuk mengangkat Eksistensinya di dunia Kampus. Misal menjelang diperingatinya hari bumi, maka setiap LDK hendaknya antusias dalam mengangkat isu-isu yang menyertainya. Baik opini ataupun hikmah-hikmah dari penciptaan bumi, sudah sepantasnya menjadi topik kajian anak-anak syi’ar dengan tidak meninggalkan dalil-dalil yang menguatkan. Islam datang sebagai rahmatanlilalamin, dan setiap urusan yang berhubungan dengan urusan dunia, pasti berhubungan dengan Islam, karena Islam meliputi segalanya
Media memegang peran dalam membentuk opini publik. Banyak sekali berita-berita yang diterima oleh masyarakat dan dalam keadaan yang tidak benar, namun keberadaannya dianggap sebagai kebenaran disebabkan karena penayangannya secara berulang-ulang. Sebagai kader dakwah, anak rohis diharap mampu menyuguhkan opini yang benar dan sesuai dengan syari’at Islam.

Pada kesempatan ini pula, tak lupa Insani menyiapkan Taujih dengan tema sejarah LDK, yang materinya disampaikan oleh Akh Ardiyan selaku pembicara (alumni ITB dan juga alumni Rohis) sebelum dilakukan diskusi per-Departemen. Secara umum pada pembukaan taujihnya, beliau memaparkan dan menceritakan sejarah berdirinya LDK (Lembaga Dakwah Kampu) dari mulai awal sampai kebangkitan dan kejayaannya menjalankan dakwah Kampus. Dalam sisipan taujihnya, banyak sekali nilai-nilai yang dipaparkan terkait pentingnya peran kaderisasi dalam Dakwah Kampus. Beliau menuturkan, bahwa pertama kali yang didakwahi oleh Rasulullah SAW adalah Istrinya/keluarganya. Bermula dari yang kecil, dididik dan diyakinkan sehingga menjadi kekuatan yang kokoh. Artinya, dalam memulai dakwah, maka yang perlu dilakukan pertama adalah pemaksimalan kualitas kader, sehingga mereka tahu apa yang harus mereka kerjakan. Setelah ada kekuatan kemudian penjagaan kekuatan, baru langkah selanjutnya adalah memperluas anggota menjadi lebih banyak. Di sini, diperlukan perencanaan yang matang dan analisis kondisi. Kekuatan kita harus lebih besar dari kekuatan kondisi lapangan.


Adanya pengetahuan akan kondisi lapangan dan kekuatan yang kita miliki, harus diorganisasikan sesuai kebutuhan, keadaan dan tuntutan dakwah. Antara aktivis dakwah harus saling menanggung serta membantu, bukan saling menuntut. Dalam sebuah organisasi, posisi kepemimpinan sangat berperan penting. Diantaranya, sebagai kekuatan visi, kekuatan komunikasi dan kekuatan keteladanan. Selain pemimpin, kader juga memegang peran utama dalam keberlangsungan dakwah. Namun, kader sendiri juga bisa terlepas, manakala cara penjagaannya kurang tepat. Perlu adanya tingkatan kader, dalam bentuk kaderisasi berjenjang yang meliputi kader mula, madya, purna dan pengurus inti.
Pukul 11.00 WIB, taujih selesai dan dilanjutkan acara inti Lokakarya, yaitu diskus per-Departemen, HRD, Syiar, Ekonomi, Kemuslimahan, dan BRT. Diskusi Ini berlangsung di lokasi berbeda bukan Di Masjid FSM, tepatnya di FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip). Diskusi per-Departemen disesuaikan dengan Departemen masing-masing, dalam ruang yang berbeda. Dep. IEU bertempat di Gd.B 204 FKM, BPMAIU di Gd.B 201 A FKM, Kemuslimahan di Gd.B 201 B FKM, HRD di Gd.B 303 B FKM, Syi’ar-IMC dan Ketakmiran di Gd.B 303 A FKM, BRT di Gd.B 202 FKM, sedangkan bagi para mas’ul Rohis Fakultas bertempat di Gazebo FKM. Diskusi berlangsung tertutup dan bersifat internal departemen, karena memang yang dibutuhkan adalah penyamaan tujuan dari masing-masing departemen yang sama dari tiap-tiap Rohis Fakultas.
Pada akhir diskusi tiap departemen menghasilkan kesepakatan antara iNSANi dengan rohis tiap Fakultas dalam menjalankan roda dakwah di universitas diponegoro sehingga diharapkan tidak ada lagi keraguan atau kebimbangan antara arahan yang harus dilakukan oleh LDK dan LDF di universitas Diponegoro ini.