Ahad (16/6/2013) Insani Media Center, salah satu departemen UKM INSANI Universitas Diponegoro, kota Semarang, melaksanakan kegiatan Pelatihan Jurnalistik Islam (PJI) untuk yang ke-2 kalinya. Pada PJI -1 telah dibahas mengenai urgensi jurnalistik sebagai media dakwah Islam, maka sebagai follow up materi tersebut, pada kali yang ke-2 PJI mengambil tema tulis menulis. Acara berlangsung mulai pukul 08.30 WIB di masjid Kampus Fakultas Sains dan Matematika “FSM”. Pada kesempatan ini, Panitia berhasil menghadirkan seorang penulis yang berpengalaman, beliau Bpk. M. Abdullah Badri ialah Pemimpin Redaksi Portal WAWASANews.com. Beliau juga penulis buku “Kritik Tanpa Solusi” yang menghadirkan tulisan – tulisan kritis dalam bukunya.
Acara dihadiri oleh peserta yang merupakan perwakilan dari Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Departemen media dan Syi’ar masing-masing fakultas serta jurusan se-Undip. Acara dibuka dengan pembacaan Basmallah dan tilawah dengan khidmat agar acara dapat berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan. Tujuan daripada PJI itu sendiri adalah untuk membina kader – kader LDK khususnya Departemen media dan Syi’ar dalam mengoptimalkan peran media sebagai sarana berdakwah. Adapun tujuan khusus pada PJI -2 kali ini adalah untuk membuka wawasan dalam menemukan ide dan menggali karakter dalam tulisan guna meningkatkan dakwah bil qalam dalam lingkaran kampus Universitas Diponegoro.
Menulis- merupakan hal yang mudah, karena didalamnya adalah kita menuangkan apa yang menjadi kegelisahan kita. Kunci dari menulis itu sendiri memang gelisah dan masalah, kemudian merangkai keadaannya menjadi kalimat yang indah dan nyaman untuk dibaca. Menulis sendiri memiliki banyak manfaat dan tujuan, seperti dakwah, pencitraan, provokasi, juga sponsor. Hal seperti itu dikarenakan oleh faktor internal penulisnya. Setiap penulis memiliki pola pikir dan visi yang berbeda-beda. Menulis adalah kerja yang abadi, karena hasil karya tulisan dapat dibaca sepanjang masa. Menulis salah satu cara dalam melestarikan ilmu pengetahuan.
Kemauan- merupakan syarat pokok yang harus ada pada diri seorang penulis. Seorang penulis harus senantiasa bergairah hidupnya dan mampu mengubah masalah serta kemalasannya menjadi sebuah kesenangan, motivasi dan tulisan yang indah. Menulis, pada dasarnya adalah mengarang sesuatu tulisan yang mulanya tidak ada, kemudian diada-adakan.
Wawasan- jika ingin memperoleh banyak informasi, lakukanlah diskusi dengan masyarakat, rekan-rekan sesama penulis atau lebih banyak melihat dan memahami keadaan alam serta lingkungan. Banyak ilmu yang dapat kita ambil serta pahami dari sana, jika mau. Tingkatkan penguasaan jumlah kosa-kata untuk mempermudah menguraikan imajinasi dalam bentuk tulisan, karena hal inilah yang mempermudah dalam mengurai gagasan yang tersirat di kepala. Menulis dan membaca adalah dua saudara yang tak terpisahkan, dan saling menguatkan. Dengan membaca maka akan memeroleh banyak kosakata baru, dan sebaliknya dengan kosakata yang banyak maka akan mudah untuk menulis.
Pendidikan- sangat dibutuhkan, sebagai penunjang wawasan. Sebagai contoh, banyaknya TKI yang disiksa itu adalah akibat bodohnya majikan dalam memahani posisi seseorang. Mereka tidak berfikir bahwa para pekerja itu bekerja atas dasar mencari nafkah, namun lebih menganggapnya sebagai budak. Disinilah, letak permasalahan dari kurangnya pendidikan. Tanpa pendidikan, akan menciptakan pribadi-pribadi yang kaya namun berkehendak brutal tak sesuai aturan, dan sebaliknya jika seseorang telah berpendidikan maka setiap langkah dan gerak dalam hidupnya akan teratur, terkesan indah dan bermanfaat untuk orang lain. Terkait hubungannya dengan menulis, maka dengan pendidikan itu akan mengantarkan penulisnya menjadi penulis yang profesional dan menguasai dunia jurnalistik.
Karakter- merupakan ciri khas bentuk tulisan dari masing-masing penulis. Target utamanya, adalah agar tulisan dapat dipahami. Karakter ini dapat dipengaruhi oleh latar belakang penulis, baik secara instrinsik maupun secara ekstrinsik. Lingkungan tempat hidup, agama, pendidikan, merupakan contoh kecil yang sangat mempengaruhi.
Begitulah materi luar biasa yang disampaikan oleh Bapak M. Abdullah Badri mendapat sambutan antusias peserta. Beliau menyampaikan materi dengan menggiring pola pikir peserta mengenai menulis dan membawanya dalam nuansa berpikir kritis, namun santai dalam memaknai setiap hal yang ada disekitar kita. Memahamkan bahwa pada setiap tulisan itu memiliki nyawa dan jalan hidupnya masing – masing, untuk itu teruslah menulis dan biarkanlah tulisanmu menentukan nasibnya sendiri.
Acara PJI – 2 dapat berjalan dengan lancar dan berakhir pada pukul 11.00 WIB ditutup dengan bacaan hamdallah. Setelah mengikuti acara PJI – 2 ini, diharapkan peserta dapat lebih tormotivasi untuk menulis dan meningkatkan dakwah melalui tulisan di setiap media fakultas dan jurusannya, karena menulis merupakan bagian dari media dakwah.
Oleh : Bagus Fillian