Kamis sore, 11 Juli 2013 merupakan Kajian Ifthor yang spesial karena pembicaranya adalah Rektor Universitas Diponegoro, Bapak Prof. Sudharto P. Hadi, MES.Ph.D.
Patut bersyukur karena bertemu lagi dengan bulan ramadhan di mana Ketika nafas menjadi tasbih, tidur menjadi ibadah, ketika doa-doa menjadi makbul, pahala dilipatgandakan. Dan dimudahkan untuk melakukan amal sholeh.
Dalam tausyiahnya beliau menyampaikan bahwa bulan Ramadhan merupakan wahana untuk meningkatkan ketaqwaan. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat al Baqoroh ayat 183, di mana puasa betujuan agar kita menjadi insan yang bertaqwa.
Dalam pandangan beliau bertaqwa berarti meningkatkaan kualitas kehidupan dan hal itu merupakah sebuah amanah. Jika hari ini kita leboih baik dari hari kemarin maka… maka ramadhan menjadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas keimanan kita. Taqwa yang kita pahami adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya tidak hanya dalam lingkup pribadi, tetapi juga dalam lingkup sosial. Puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum serta perbuatan yang dilarang Allah, tetapi juga menimbulkan empati terhadap sesame kita yang tidak mampu. Jika setiap ramadhan kita mampu menjadi manusia-manusia yang bertaqwa, maka baldatun toyyibun sudah ada di tangan kita. Namun kenyataannya, kehidupan berbangsa dan bernegara masih banyak kekacauan.
Terkait dengan ketakwaan di lingkungan kampus, kiat-kiat untuk meningkatkannya di lingkungan kampus, baik mahasiswa, dosen, maupun staf,
Terkait dengan kehidupan di kampus, Bapak Sudharto mengungkapkan bahwa lingkungan kampus sangat beragam seperti Bangsa Indonesia, terdiri dari bernagai macam suku, bahasa, dan agama. Maka salah satu kiat untuk meningkatkan ketaqwaan di lingkungan kampus bagi mahasiswa, dosen, maupun staf adalah dengan menghargai perbedaan. Karena perbedaan adalah fitrah, perbedaan adalah berkah, sehingga kampus harus menjadi wahana menyemai toleransi terhadap keberagaman tersebut. Itu dalam kaitan hablum minannas (hubungan manusia dengan manusia).
Lalu, kaitannya dengan hablum minallah (hubungan manusia kepada Allah), tentunya kita harus menjadi teladan yang mampu menerapkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari dan menghargai agama lain. Kegiatan kajian dan lain-lain, yang dilakukan oleh INSANI adalah bagian dari proses untuk menyemai nilai moral sebagai mahasiswa. Dengan pemahaman yang baik diharapkan kita menjadi sarjana yang tidak hanya cerdas tetapi juga peka, excellent with soul, unggul tetapi juga punya hati. Contoh saat kita mengembangkan IPTEK, kita harus berpikir apakah hal tersebut akan bermanfaat bagi masyarakat.
Terkait kegiatan mentoring, Pak Sudharto berpendapat bahwa mentoring merupakan kegiatan yang positif, yang pantas untuk dilestarikan dan dilanjutkan. Karena dalam pandangan beliau, mentoring bukan hanya dalam arti pemahaman secara tekstual tetapi kontektual, yaitu bagimana kita bisa mengamalkan pemahaman yang kita dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.. diharapkan mentoring akan menjadi sesuatu yang sangat bermakna dan peserta mentoring akan menjadi teladan bagi mahasiswa lain, yaitu bagaimana ia berperilaku sebagai mahasiswa muslin dan menghargai eksistensi teman-teman lain.
Pada kesempatan tersebut Pak Rektor juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas diselenngarakannya kegiatan Kajian Ifthar yang dilaksanakan oleh teman-teman INSANI. Beliau merasa senang dengan kegiatan tersebut karena mendukung proses penyemaian moral mahasiswa.
Oleh : Rini Indah S. (BPMAIU)