July 17, 2013

Menabur Wangi di Taman Surga Rusunawa

Jum’at (12/7/13) Taman Surga berdiri di Rusunawa Undip selama lebih kurang 2 jam dimulai pukul 16.30 WIB. Kajian yang dilaksanaka di Aula BTN Corner ini, sedikitnya diikuti oleh 40-an peserta terdiri dari mahasiswa dan beberapa dosen Kampus Undip. Taujih sore itu diberikan oleh akh Choir, selaku Kadep Syi’ar INSANI Undip. Kegiatan ini penting adanya, karena selain di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, di rusunawa juga banyak sekali Mahasiswa muslim yang membutuhkan siraman rohani dan sentuhan dari rohis INSANI.

“Akidah adalah seleksi alam, siapa yang kuat dia yang bertahan” demikianlah tutur Pak Hartono selaku Dosen di salah satu Fakultas di Undip. Jika dikaji lebih jauh, di setiap Ramadhan kegiatan peribadahan semarak, namun ketika Ramadhan pergi sebagian masyarakat kembali ke posisi semula. Hidup ini singkat, tapi masyarakat muslim kurang begitu memahami dan mempersiapkan dengan baik bekal yang akan dibawanya. Beliau menambahkan “Terkadang saya merasa bahwa hidup ini sangat cepat tiba-tiba sudah berumur 50 th. Jika Idul Fitri tiba, saya tak jarang bertemu sahabat ketika kecil kemudian bercerita masa-masa kanak-kanak, dan mengingat ingat peristiwa-peristiwa masa lalu. kejadian itu terasa dekat, seakan kemarin sore baru terlaksana dan momennya masih kuat dirasa.”

Pemimpin harus diatas rata-rata dan karismatik. Pemimpin sebagai teladan harus memberikan contoh dan baik dan memiliki kelebihan dibandingkan mereka yang dipimpinnya. Pemimpin yang karismatik lebih disenangi daripada pemimpin yang lemah. Para sahabat dahulu, ialah pribadi-pribadi yang berkarakter kepemimpinan tinggi, rakus ilmu dan amal saleh sedangkan untuk kepentingan dunia hanya seadanya. Kebalikan dengan sekarang, justru banyak orang yang berlomba-lomba untuk dunia.

Taman Surga- Rasulullah pernah bersabda “ Jika kamu menemui taman-taman Surga, maka mampirlah sejenak”. Sahabat bertanya “apa itu taman-taman surga ya Rasul?”. Rasul menjawa “Taman-taman surga itu adalah kajian-kajian ilmu, karena disitu juga ada keberkahan dan kebaikan yang banyak ”.

Ikhlas- dalam kehidupan sehari-hari, kita dituntut untuk senantiasa ikhlas menajalankan ibadah. Namun, ikhlas itu sangatlah sulit karena tidak murni pamrih. Pamrihnya ikhlas adalah kepada Allah semata, bukan kepada makhluknya. Para sahabat dahulu, jika menghadapi sebuah masalah maka yang dilakukan adalah lapor kepada Allah dan minta ganti juga kepada Allah. Ikhlas ialah meninggalkan hal-hal kecil untuk mendapatkan ganti yang lebih besar. Hal-hal kecil ialah penghargaan yang diberikan oleh manusia, sedangkan ganti yang lebih besar adalah nikmat yang akan diberikan oleh Allah.

Oleh : Bagus Fillian (IMC INSANI)